Kegiatan malam renungan dan tasyakuran memperingati HUT ke 64 Kemerdekaan Republik Indonesia, Minggu (16/8) malam, ternyata menjadi momen penting untuk mengingatkan warga bahayanya terorisme. Hal itu setidaknya merata di setiap kegiatan malam renungan di sejumlah Rukun Tetangga dan Rukun Warga di sejumlah kelurahan di Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Di Kelurahan Klipang misalnya, para Ketua RT telah menyampaikan amanat pejabat Musyawarah Pimpinan Kecamatan Tembalang perlunya mencegah sedini mungkin masuknya orang-orang yang diduga terkait dengan terorisme. "Orang-orang itu bisa masuk dengan menyaru sebagai orang kos, orang yang mengontrak di rumah lingkungan bahkan menikah dengan gadis tetangga kita," ujar Martono, warga di Klipang. Kepala Kelurahan Kedungmundu, Karsono mengemukakan, dalam kegiatan tasyakuran memperingati HUT Kemerdekaan RI ada baiknya warga diingatkan kembali perlunya menggiatkan penertiban tamu. Setiap warga pendatang yang menginap di rumah saudaranya, sebaiknya melaporkan diri ke pengurus RT/RW setempat. Begitu halnya warga baru yang menetap di satu lingkungan selama enam bulan lebih, sebaiknya diminta mengurus surat pindah dan mengurus kartu tanda penduduk tetap di kelurahan setempat. Tokoh masyarakat di Kelurahan Kedungmundu, Mulyono yang juga dosen Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang mengungkapkan, hasil penelitian mengenai latar belakang sosial orang-orang yang mudah terpengaruh aliran atau aksi terorisme biasanya bermuara tiga hal. Yakni, orangnya tertutup, berasal dari keluarga yang hidupnya pas-pasan serta besar dalam lingkungan keluarga dis harmoni. Sumber Referensi : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar