SHOUTBOX


ShoutMix chat widget

Aspek Praktis Mudahkan Belajar Kimia

Meski ilmu kimia banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, hingga kini siswa sekolah menengah masih kesulitan dan tidak tertarik dengan belajar ilmu kimia. Untuk mendorong minat belajar kimia para siswa, selain mengaitkan pelajaran kimia dengan aspek praktis sehari-hari, penggunaan analogi-analogi konsep abstrak dengan kehidupan sehari-hari akan sangat membantu siswa. Demikian Pidato Pengukuhan Guru Besar di FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof Dr Ashadi (pengajar Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, UNS), Kamis (20/8). Judul Pidato Ashadi Kesulitan Belajar Kimia Siswa Sekolah Menengah. Untuk mendorong semangat belajar kimia di kalangan siswa, juga perlu didukung dengan ketersediaan laboratorium yang didukung peralatan, bahan serta teknisi merupakan hal penting, karena ilmu kimia berangkat dari eksperimen-eksperimen laboratorium. Kehidupan manusia, lanjut Ashadi, tidak dapat dilepaskan dari kimia, karena hampir setiap perubahan materi melibatkan proses kimia. Kemajuan ilmu kimia telah menghasilkan bahan-bahan bermanfaat bagi kehidupan manusia, di antaranya pengubahan minya mentah menjadi nylon, aspirin, cat dan perekat, pasi r menjadi gelar, gas nitrogen (di udara) menjadi pupuk urea, minyak cengkeh menjadi vanilin, dan pengubahan freon menjadi teflon. Masalah yang menarik, meskipun ilmu kimia banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia, tetapi banyak fakta menunjukan bahwa siswa merasa ilmu kimia sulit dipelajari, dan tidak menarik untuk dipelajari, ujarnya. Kesulitan belajar kimia dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai ujian akhir nasional/ujian akhir sekolah/ulangan harian. Data yang dikumpulkan dari beberapa sekolah di Surakarta dan sekitarnya, Magelang, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selayan, menunjukkan prestasi belajar kimia belum memuaskan. Pencapaian kriteria belajar minimal, untuk beberapa materi pokok masih sangat rendah. Menurut Ashadi, kesulitan yang dialami siswa antara lain, merasa sulit menghubungkan antarkonsep, diperlukan kemampuan dalam memanfaatkan kemampuan logika matematika dan bahasa (tidak semua siswa memiliki tiga kemampuan sekaligus, perlu daya juang yang tinggi dalam memahami dan menyelesaikan setiap soal, pemahaman antara teori dan praktik sering tidak nyambung, dan konsep kimia banyak yang bersifat abstrak. Mengenai kesulitan belajar kimia, ia mengutip pendapat Wayre Huang (2006), yang menemukan bahwa kesulit an belajar kimia di antaranya karena siswa tidak tahu bagaimana caranya belajar, kurang menguasai matematika dasar, dan kurang mempunyai kemampuan problem solving. "Sebetulnya kita bisa memulai dari hal-hal yang sederhana. Untuk mendekatkan siswa pada kehidupan kimia, teknik mengajarkan kimia kepada siswa dimulai dengan bahan-bahan di sekitar kita," kata Ashadi.

Sumber Referensi : kompas.com

0 komentar:



Posting Komentar