SHOUTBOX


ShoutMix chat widget

Kisah Hotel Lambert dan Pangeran Qatar

Nasib sebuah rumah di Quai Anjou, di ujung timur Ile Saint-Louis, Paris, dikhawatirkan warga distrik bersejarah ibu kota Perancis itu. Bangunan indah rancangan arsitek Louis Le Vau yang dibangun di sebuah pulau di tengah Sungai Seine di Paris antara tahun 1640 dan 1644 itu dikenal bernama Hotel Lambert. Hari Jumat, para selebriti yang merupakan warga pulau yang termasuk distrik IV Paris itu maju ke pengadilan untuk mencoba menghentikan upaya sebuah keluarga bangsawan Qatar merenovasi rumah besar itu. Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, saudara laki-laki emir Qatar, membeli Hotel Lambert tahun 2007 dari keluarga Rothschild, dan menerima lampu hijau resmi bulan Juni untuk memulai renovasi di dalam gedung yang merupakan salah satu permata di pulau di seberang katedral Notre Dame itu. Namun, warga mengkhawatirkan rencana keluarga bangsawan Qatar itu akan merusak salah satu bangunan kuno Paris paling terpelihara. Rencana renovasi itu memang telah dikurangi, namun masih termasuk menghancurkan sebuah tangga orisinal dan memasang tiga lift. Sekitar 8.000 orang telah menandatangani sebuah petisi untuk membela Hotel Lambert, yang diluncurkan oleh kelompok warisan budaya Paris Historique, yang berharap mendapatkan sebuah putusan cepat pengadilan hari Jumat untuk menghalangi renovasi. Para pendukung petisi itu antara lain penyanyi dan pengarang lagu Perancis Georges Moustaki, bintang film tahun 1940-an Michele Morgan—yang pernah tinggal di gedung itu selama 20 tahun—dan beberapa ahli sejarah dari lembaga bergengsi Academie Francaise. Rumah di jantung kota Paris itu dirancang arsitek Louis Le Vau dan dibangun antara tahun 1640 dan 1644. Mulanya untuk ahli keuangan kaya Jean-Baptiste Lambert yang meninggal tahun 1644 dan dilanjutkan oleh adiknya, Nicolas Lambert. Bangunan yang mengitari taman di tengah sungai itu dianggap sebagai salah satu contoh arsitektur dan lukisan dekoratif Perancis pertengahan abad ke-17 yang terbaik. Rumah besar itu juga bersejarah. Pernah digunakan antara lain sebagai tempat persembunyian bagi filsuf abad ke-18, Voltaire, dan kekasihnya, sampai tempat berkumpulnya para eksil Polandia pada abad berikutnya. Tahun 1975 Hotel Lambert dibeli oleh Baron Guy de Rothschild yang menjadikannya tempat tinggal dia dan istrinya, Marie-Helene. Bulan September 2007, pangeran Qatar itu membelinya dari keluarga Rothschild seharga 80 juta euro (111 juta dollar AS). ”Hotel Lambert adalah permata pulau ini. Kita harus melestarikannya,” kata penyanyi Moustaki.Keluarga bangsawan Qatar mengatakan tidak ada rencana menghancurkan bangunan bersejarah itu. ”Bangunan ini dalam kondisi buruk, perlu direnovasi,” kata pengacara keluarga, Eric Ginter.

Sumber Referensi : kompas.com

0 komentar:



Posting Komentar