Untuk mencegah terjadinya kebakaran dan kecelakaan di bulan puasa, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar razia petasan. Sebanyak 3.500 polisi pamong praja disiapkan di jalur-jalur masuk Jakarta untuk mencegah masuknya petasan. Kepala Dinas Ketenteraman dan Ketertiban DKI Jakarta, Harianto Badjoeri, Jumat (21/9) di Jakarta Pusat, mengatakan, pihaknya akan merazia petasan di berbagai stasiun dan terminal, tempat turunnya penumpang dari luar kota. Stasiun yang akan djadikan lokasi razia, antara lain adalah Stasiun Jatinegara, Tanah Abang, dan Pasar Minggu. "Setiap penumpang yang dicurigai membawa petasan akan digeledah oleh petugas. Pembawa petasan dapat ditangkap karena melanggar Peraturan Daerah tentang Ketertiban Umum dan pelanggaran Kitab Undang-Undang Hukum Pidana," kata Harianto. Razia juga akan dilakukan di semua pasar atau toko yang menjual petasan. Petasan yang didapat petugas akan dirampas dan penjualnya juga akan diproses secara hukum. Proses razia itu juga akan melibatkan polisi dan pengadilan negeri untuk memudahkan menggelar persidangan bagi para pembawa dan pedagang petasan. Pengrajin petasan di Jakarta juga akan dirazia agar tidak menyebabkan ledakan. Para petugas Satpol PP juga dikerahkan di permukiman untuk mencegah warga membunyikan petasan. Hanya kembang api yang tidak menimbulkan bunyi dan ledakan yang masih diizinkan untuk dinyalakan. Sekretaris Daerah DKI Jakarta Muhayat menginstruksikan semua pemerintah kota sampai kelurahan melakukan penyisiran terhadap peredaran petasan. Masyarakat diimbau tidak membeli dan membunyikan petasan karena mengganggu lingkungan, dapat menyebabkan kebakaran dan luka-luka. Sementara itu, untuk mencegah tawuran antarwarga yang sering terjadi seusai sahur, Satpol PP sudah mendekati pemuka-pemuka masyarakat. Masyarakat diberi pengertian untuk mencegah meluasnya konflik yang terjadi selama bulan puasa. "Masyarakat didorong agar lebih proaktif dalam mencegah tawuran. Jika terjadi konflik antarorang sebaiknya segera diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak dibiarkan meluas menjadi tawuran antarwarga," kata Harianto. Patroli subuh dan sore oleh Satpol PP dan polisi akan dilakukan di kawasan-kawasan yang rawan tawuran warga, seperti Matraman dan Manggarai. Potensi konflik akan langsung diantisipasi oleh petugas yang berpatroli.
Sumber Referensi : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar