Sebelas kasus baru flu A-H1N1 yang juga dikenal sebagai flu babi telah dideteksi di Bangladesh sehingga jumlah kasus menjadi 98 kasus. Sementara itu, para pejabat khawatir jumlahnya 70.000-80.000 kasus dalam dua sampai tiga bulan ke depan. Laporan-laporan surat kabar di negara itu Sabtu (22/8) mengatakan, di antara 11 kasus baru yang dikonfirmasikan Jumat, enam yang paling penting. Hal itu dikatakan Direktur Lembaga Kontrol dan Riset Penyakit Epidemiologi (IEDCR) yang berada di bawah Kementerian Kesehatan, Mahmudur Rahman. "Kami tak bisa mencegah pandemi seperti flu babi ini," kata Mahmud seperti yang dikutip surat kabar besar berbahasa Inggris, The Daily Star. Dia mengatakan, Kementerian Kesehatan telah mengadakan 13 program pemeriksaan untuk mengecek flu babi di seluruh negeri. Sementara itu, surat kabar berbahasa Inggris The Independent, Sabtu, mengatakan bahwa para pejabat kesehatan berusaha mencegah ledakan dalam jumlah kasus flu tersebut dalam dua bulan mendatang. Surat kabar juga mengutip Mahmudur Rahman yang mengatakan bahwa ’kami menduga ledakan jumlah kasus terjadi dalam beberapa pekan mendatang dan akan mencapai 70.000 sampai 80.000 dalam tempo dua sampai tiga bulan ke depan.’ Menteri Kesehatan AFM Ruhul Huq menyuarakan keprihatinan karena virus A (H1N1) tersebut telah menyebar luas di seluruh negeri. Dia menyerukan agar masyarakat tidak panik karena pemerintah akan siap mengatasi situasi. Demikian The Independent. Kementerian kesehatan juga mengklaim bahwa sistem kesehatan publik telah diperlengkap untuk menangani wabah besar dengan cukup stok Oseltamivir (Tamiflu), obat yang dianggap efektif untuk melawan virus flu A-H1N1.
Sumber Referensi : kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar