SHOUTBOX


ShoutMix chat widget

Korea Utara Tolak Tawaran Dialog Lee Myung-Bak

Korea Utara akan menolak usulan Presiden Korea Selatan, Lee Myung-Bak, untuk memulai dialog tingkat tinggi guna mengurangi ketegangan antarkedua negara, demikian dikatakan para pakar Korea Utara di Seoul. Mereka mengatakan, hubungan antar-Korea akan mulai membaik dalam pekan-pekan mendatang, meskipun tak disebabkan janji Lee untuk memberikan bantuan ekonomi besar-besaran dan dukungan diplomatik kepada Korea Utara. Namun, sebagai hasil keinginan Pyongyang untuk mendekati Washington, sekutu terdekat Seoul, berkaitan perundingan bilateral. Dalam pidato memperingati tahun ke-64 kemerdekaan Korea dari pemerintah kolonial Jepang, Presiden Korea Selatan mengusulkan dialog dengan Korea Utara untuk mendapatkan cara-cara bagi Korea Utara untuk mempertahankan dirinya sendiri dan demi kesejahteraan kedua negara. Lee mengatakan, Seoul juga bersedia untuk mengajak masyarakat internasional membantu Korea Utara, jika Pyongyang memutuskan melepas ambisi nuklirnya. Korea Utara belakangan ini mendapat tekanan sanksi keras Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk uji coba senjata atom kedua, yang dilakukan 25 Mei lalu. "Saya dengan tulus berharap kedua pihak bisa membahas dengan hati terbuka guna mendapatkan cara bagaimana Korea Utara akan menyerahkan senjata nuklirnya," kata presiden. Cheong Seong-chang, direktur pengkajian antar-Korea pada Institut Sejong Seoul, mengatakan, ada perubahan penting dalam perletakan batu kebijakan Lee terhadap Korea Utara. Ia mencatat untuk pertama kalinya, pemimpin Korea Selatan mengusulkan dialog tingkat tinggu antar-Korea sejak dia mengambil alih kekuasaan awal tahun lalu. "Tetapi ada dugaan kuat terus berlanjut kebijakannya, pada saat usulannya untuk dialog masih didasarkan pada syarat bahwa Korea Utara terlebih dulu melepas ambisi nuklirnya," kata Cheong dalam wawancara per telepon. "Masalah Korea Utara pada dasarnya mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menyerahkan senjata-senjata nuklirnya sampai hubungan Korea Utara dan AS dinormalisasi, dan semua ancaman militer AS lebih dulu disingkirkan," katanya. Cheong juga mengatakan, dikaitkannya pelanjutan dialog antar-Korea dengan perlucutan nuklir Korea Utara adalah sama saat Seoul mengatakan tidak akan mengadakan dialog dengan Pyongyang berdasarkan kondisi seperti sekarang.

Sumber Referensi : kompas.com

0 komentar:



Posting Komentar